Archive for January 2017
Mengakui
kesalahan sendiri merupakan sebuah
tindakan yang baik begitulah menurut pendapat pribadi saya. Bagi saya sendiri, mengakui kesalahan diri
sendiri mungkin agak sulit pada saat saya melakukan kesalhan, tetapi akan
sangat mudah ketika kita sudah bisa berpikir dengan jernih. Seringkali yang
saya lakukan adalah mencari-mencari kesalahan orang lain sebelum mengakui
kesalahan diri sendiri. Pada dasarnya
tidak akan ada yang tahu jika kita sudah menyadari apa yang kita lakukan atau
belum, maka dari itu mengakui kesalahan diri sendiri erat kaitannya untuk diri
kita sendiri dengan Yang Maha Mengetahui
Segalanya.
Mungkin
yang mendasari orang untuk tidak mengakui kesalahan pada dirinya dan cenderung
menutupi atau membohongi diri sendiri dan orang lain adalah agar terlihat baik
di depan orang lain. Banyak yang cenderung menutupi kesalahannya, untuk itu
sedari dini ajarkan kepada anak-anak untuk tidak berbohong dan menutup-nutupi
kesalahannya. Mungkin pada awalnya akan merasa sulit, merasa kurang percaya
diri, atau bahkan merasa risih untuk melakukannya. Tetapi setiap kebaikan yang
kita lakukan pasti akhirnya akan menjadi baik walupun pahit dalam prosesnya dan
untuk menerima hasilnya.
Untuk
mengakui kesalahan memang berat tetapi jika tidak dilakukan maka akan berdampak
untuk saat nanti, tidak saat ini. Takut mengakuinya sama saja dengan kita
menyukai untuk terus berbohong. Berbohong sendiri merupakan perbuatan yang
tidak bagus dan jika terus dilakukan tentu saja tidak baik bagi diri sendiri
dan bagi orang lain. Toh jika kita mengakui kesalahan diri kita sendiri
dampaknya pun akan baik bagi orang disekitar kita, misalkan kita mengakui kalo
saat ujian kita mencontek, memang saat ini kita tidak merasakan dampaknya tapi
bagaimana dengan di Akhirat? Tentu saja kita akan merasa tenang karena kita
tidak mencontek pekerjaan orang lain sehingga tidak perlu dipertanggung
jawabkan. Damai, tentram, itu yang akan kita rasakan setelahnya jika kita mengakui kesalahan kita dan tidak
membohongi diri sendiri ataupun orang lain. Untuk itu selain mengakui
kesalahan, kita juga harus bisa memaafkan.
Mungkin memaafkan orang akan mudah saat diucap tetapi dalam hati akan sulit memaafkan,
tetapi akan menjadi langkah yang besar dalam hubungan kita dengan orang lain
dan juga dengan Tuhan yang Maha Esa.
[PBI] Tugas 3 - SIKAP MENGAKUI KESALAHAN DIRI SENDIRI
0
Di artikel ini, saya
akan kembali mencoba mengambil materi langsung dari pengalaman pribadi yang
saya alami. Saya berpikir bahwa apa yang saya alami tersebut dapat dijadikan
sebagai bahan kajian. Tentu saja saya akan mengambil beberapa materi sebagai
bahan referensi.
Di zaman modernisasi seperti sekarang, manusia sangat
bergantung pada teknologi. Hal ini membuat teknologi menjadi kebutuhan dasar
setiap orang. Dari orang tua hingga anak muda, para ahli hingga orang awam pun
menggunakan teknologi dalam berbagai aspek kehidupannya. Bangsa Indonesia
merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam lingkungan global, maka mau tidak
mau juga harus terlibat dalam maju mundurnya penguasaan teknologi dan ilmu
pengetahuan, khususnya untuk kepentingan bangsa sendiri. Sebagai negara yang
masih berkembang, Indonesia dianggap belum terlalu maju dalam penguasaan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada beberapa indikator yang
membuktikan rendahnya tingkat teknologi di Indonesia, seperti kurangnya
kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor industri, sinergi kebijakan
masih lemah.
Hal tersebutlah yang membuat rendahnya penguasaan teknologi
di Indonesia menjadi sebuah peluang usaha. Contohnya banyak universitas yang
membuka perkuliahaan jurusan teknologi, komputer, dan sebagainya. Menurut saya
pribadi yang sudah berkuliah di jurusan komputer selama hampir 4 tahun, materi
yang didapat dalam perkuliahan sendiri sebenarnya tidak dipakai jika kita ingin
membuka peluang usaha sendiri dalam bidang teknologi, materi yang cenderung
ketinggalan zaman membuat saya dituntut untuk belajar mengenai teknologi secara
otodidak, mungkin dosen saya sendiri juga tidak mengerti tentang teknologi
terkini terlepas dari materi text-book
yang dikuasainya.
Lalu, rencana bisnis seperti apa yang akan saya lakukan?
Saat ini saya sudah melakukan sebuah bisnis IT dalam sebuah startup, jadi bisa dibilang sudah tidak
rencana saja. Apa yang saya rasakan saat memulainya? Saat memulainya banyak
orang yang memang tidak mengerti teknologi sehingga harga yang saya tawarkan
bisa dinaikan, walaupun pelanggan saya adalah seorang mahasiswa IT. Jadi apa
sebenarnya usaha saya? Usaha saya bergerak dalam bidang jasa, dan produk
utamanya adalah mengerjakan apa yang client
saya inginkan. Misalkan membuat sebuah aplikasi berbasis Android dengan sebuah
web admin, menurut saya hal tersebut cenderung sudah umum dikerjakan dan biasa
tetapi menurut client hal tersebut
sangatlah sulit direalisasikan sehingga disini saya bisa menuntuk bayaran yang
tinggi, anggaplah biaya sebesar Rp. 25.000.000,- untuk pembuatan project tersebut. Mungkin bagi sebagian
orang angka tersebut sangat mahal terlebih bagi seorang mahasiswa, tetapi bagi
saya angka tersebut sudah umum dan cenderung kecil untuk sektor jasa pembuatan
seperti itu. Dari sinilah saya bisa membiayai kuliah saya walaupun kadang harus
dicicil, membiayai kursus yang nyatanya bagi saya sendiri useless karena terkesan dipaksakan, dan biaya yang lainnya.
Lalu bagaimana saya menjalankan usaha tersebut? Darimana
asalnya tawaran yang masuk? Oke, semuanya tidak datang begitu saja. Usaha
tersebut saya lakukan dengan mencari
client yang menginginkan menggunakan jasa saya. Caranya dengan menggunakan
sebuah website yang berisi para pencari pekerjaan, darisitu saya bisa
berhubungan dengan client yang ingin
dibuatkan sesuatu. Lalu, saya dapatkan juga dari proses tender yang dilakukan
oleh beberapa instansi, biasanya project
yang saya terima dari jalur ini cenderung lebih besar biaya pembuatannya.
Terakhir biasanya saya mendapat project
langsung kepada saya karena mengetahui atau dikenalkan dari rekan bisnis
sebelumnya. Jika semua tawaran sudah masuk, hal selanjutnya yang saya lakukan
adalah mengadakan meeting dengan client, meeting tersebut ditujukan untuk mengetahui tujuan, visi, dan misi
dari client tersebut. Setelah saya
sepaham dengan client maka saya harus
mempelajari model bisnisnya sehingga nantinya saat saya sudah mengerjakan project dari client, saya masih dapat membuat client tersebut berhubungan dengan saya, saya masih dapat mendapat
bayaran dari project tersebut.
Misalkan dengan membuat perjanjian kontrak pembayaran lalu dalam kontrak
tersebut dalam 1 tahun saya masih mendapat 3% keuntungan client, dan banyak jenis model bisnis lainnya yang saya terapkan
tergantung dari kondisi client yang
saya hadapi.
Setelah itu, saya mencari dasar hukum yang ada dan
melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU diatas materai, dilanjutkan
melakkan pembayaran Down Payment
sebesar 30% dari total biaya, lalu proses pengerjaan pun dilakukan. Saat proses
pengerjaan dilakukan, client dapat
memantau sampai mana progress yang
sudah berjalan. Dan jika produk yang diinginkan oleh client sudah selesai, maka client
harus membayar 70% sisanya baru
produk saya berikan ke client. Jika client tidak dapat melakukan pembayaran
tepat saat produk selesai dibuat, maka tiap harinya client akan dikenakan biaya tambahan sebesar 1% per harinya.
Sebagai penutup, menurut saya bisnis dan peluang usaha yang
saya lakukan saat ini memiliki prospek yang bagus, karena dari hasilnya pun
menjanjikan. Kedepannya saya ingin apa yang saya lakukan ini bisa berkembang
dengan pesat tidak hanya dari sektor jasa tetapi saya ingin memiliki produk
sendiri yang dapat dijual ke masyarakat Indonesia sehingga bisa membantu
masyarakat indonesia.
Sumber :
·
Pengalaman pribadi
·
Analisis dari pengalaman dan kondisi saat ini
·
http://www.kompasiana.com/vanessams/perkembangan-teknologi-di-indonesia_55547634b67e615e14ba545b