Archive for October 2016


  • Perkenalkan nama saya adalah Farhan Yuda Pahlevi, seorang mahasiswa tingkat akhir jurusan Teknik Informatika di salah satu Universitas terkemuka yang ada di Kota Depok. Sebelumnya saya mohon izin mengenai gaya bahasa yang digunakan pada tulisan ini menggunakan gaya bahasa populer agar tidak terlalu kaku dan lebih santai, itu yang saya pelajari dari Mata Kuliah Bahasa Indonesia, tentu saja tetap memerhatikan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan juga tidak mengandung unsur provokasi, SARA, atau sejenisnya. Oke, bicara mengenai Penulisan Ilmiah, sebenarnya apa sih Penulisan Ilmiah itu? Saya sendiri sebenarnya tidak tahu apa itu Penulisan Ilmiah, yang saya tahu Penulisan Ilmiah itu salah satu syarat yang ada di Universitas Gunadarma untuk semua mahasiswanya. Jadi mahasiswa Sarjana yang sudah lulus sidang Penulisan Ilmiah akan mendapat gelar setara Sarjana Muda atau setara jenjang D3. Terus, yang saya tahu untuk jurusan Teknik Informatika di Universitas Gunadarma gak ada yang namanya Magang, Kerja Praktek, dan sejenisnya. Jadi, mahasiswa Teknik Informatika yang menginjak semester 6 harus mengambil SKS Penulisan Ilmiah saat pengisian KRS. Ya, terkesan memaksa memang. Lantas, mau gimana lagi, di Universitas ini semuanya menggunakan sistem paket, terlebih Penulisan Ilmiah ini bisa menjadi momok bagi sebagian mahasiswa karena kelulusan pun ditentukan dari Penulisan Ilmiah ini disamping masalah utama bagi sebagian mahasiswa. Apa masalahnya?

    Masalah utama yang dihadapi sebagian mahasiswa saat akan melakukan Penulisan Ilmiah adalah mahasiswa tersebut gak bisa bikin apa-apa, iya gak bisa bikin apa-apa. Bayangin, di kelas selalu ditekankan di materi pembelajaran sedangkan praktiknya nol besar. Kan ada praktikum penunjang? Ya memang ada praktikum penunjang, tetapi praktikum tersebut cenderung kurang update sehingga mahasiswa yang ingin menerapkannya malah ditolak oleh Dosen pembimbing. Masalah tersebut seakan-akan susah diatasi karena diiringin oleh kemajuan teknologi yang pesat saat ini sehingga membuat materi praktikum terkesan makin ketinggalan zaman.
                      Di tiap semesternya, selalu ada Dosen yang menerangkan mengenai Penulisan Ilmiah. Mungkin mewanti-wanti agar tiap mahasiswanya lebih serius dan bisa menyelesaikan Penulisan Ilmiah ini tepat waktu, sehingga mahasiswa itu bisa tepat waktu juga keluar dari kampus Gunadarma (lulus). Jujur, pada awalnya saya meremehkan Penulisan Ilmiah ini. Kenapa malah remehin? Ya karena saya merasa punya skill yang bisa saya pertanggung jawabkan pada Penulisan Ilmiah yang saya buat. Sampai suatu ketika, diumumin deh siapa aja yang jadi Dosen pembimbing di kelas 3IA12. Waktu itu saya lihat pembimbing saya itu Ibu Karmilasari. Wah, entah saya merasa sial waktu itu, hahaha. Semester sebelumnya kelas 3IA12 diajar oleh Ibu Karmilasari, dan disitu terlihat gaya mengajarnya yang mungkin gak banget buat mahasiswa yang suka santai-santai. Karena itu saya merasa sial dapet Dosen pembimbing yang seperti itu.
                      Tatap muka pertama pun dimulai, saat itu saya punya 1 ide yang bisa dijadikan Penulisan Ilmiah, tetapi pembimbing saya belum memberikan persetujuan ide ke semua mahasiswa. Di pertemuan selanjutnya, baru saya mendengar keputusan yang kurang enak bagi saya, ide tadi ternyata ditolak padahal saya sudah mengerjakan sekitar 70% dari keseluruhan aplikasi. Disitu saya bersama teman saya mencoba mengunjungi perpustakaan Universitas Indonesia yang sudah banyak orang tahu lumayan lengkap dan besar untuk mencari referensi. Disana saya menemukan sebuah ide, ide untuk membuat aplikasi Android mengenai ilmuwan Islam. Tetapi saya kembali memikirkan ide tersebut, ide tersebut menurut saya masuk kategori biasa walaupun pada implementasinya saya menggunakan Android sebagai basis utama aplikasi dan penerapan webservice. Sampai saya melihat sebuah video mengenai hologram di Internet, hologram tersebut bisa dikategorikan sebagai Augmented Reality. Dari situ saya mulai mencari sumber data yang saya gunakan, pertama saya temukan bahwa teknologi tersebut ternyata dikembangkan oleh dua orang mahasiswa asal India yang sedang menempuh jenjang Bachelor di salah satu Universitas di Jepang.
                      Akhirnya, saya mencoba mendiskusikan ide tersebut dengan pembimbing saya. Tentu saja ide tersebut langsung disetujui oleh pembimbing saya, dari sisi teknologi bisa dikatakan saya mengkombinasikan beberapa teknologi dalam penulisan saya tersebut. Yang pertama teknologi Android yang saat ini sedang populer, lalu teknologi hologram dengan Augmented Reality-nya yang bisa dibilang masih sangat baru di Indonesia, dan tentu saja teknologi yang sudah mainstream yaitu teknologi webservice. Pada prosesnya, tidak ada kendala yang berarti bagi saya sendiri walaupun saat itu saya sedang sibuk. Ya, sibuk, mungkin saya bisa dikategorikan mahasiswa yang aktif. Saat itu saya aktif sebagai tenaga pengajar untuk Google Developers Group Indonesia di bidang Android, aktif sebagai asisten di iLab Universitas Gunadarma, aktif di salah satu Startup yang sedang berkembang sebagai seorang Programmer Android di divisi Mobile Programming, dan terakhir saya aktif bersama dua orang teman saya, Aisyah Astindra Rohadewi dan Nuraya Ayu Ocktabella membentuk sebuah tim untuk mengikuti lomba aplikasi. Kendala yang saya hadapi hanyalah sulit saat ingin bimbingan dikarenakan pembimbing saya pun aktif di beberapa acara yang diadakan di Universitas Gunadarma.

    Pada akhirnya, penulisan saya pun selesai dengan judul “Rancang Bangun Augmented Reality Hologram Pengenalan Ilmuwan Islam Berbasis Android”. Banyak orang yang mengira produk aplikasi yang saya buat adalah Augmented Reality  biasa, padahal dibalik itu teknologi yang saya gunakan berbeda dengan yang sudah ada, Augmented Reality  yang saya gunakan tidak memerlukan kamera dan juga trigger untuk memunculkan objeknya karena menggunakan hologram. Pada tiap penulisan, pastinya menggunakan perangkat lunak dan metode yang berbeda-beda. Pada penulisan ini, saya menggunakan perangkat lunak utama yaitu Android Studio, Sublime Text, dan Blender, sisanya adalah perangkat lunak pendukung. Untuk metode yang digunakan berupa analisis data, perancangan data, dan pembuatan.
                      Sidang pun saya lalui dengan mudah, hanya sekitar 5 sampai 10 menit berada di ruang sidang. Saat keluar saya langsung terpikirkan untuk lebih mengembangkan apa yang sudah saya buat ini, maksudnya bukan menyempurnakan penulisan sesuai revisi yang diterima karena setelah sidang saya tidak mendapatkan revisi, tetapi lebih kepada pengembangan teknologi yang sudah digunakan. Coba bayangkan jika teknologi ini lebih dikembangkan untuk keperluan pendidikan mungkin bisa menjadi suatu alternatif metode pembelajaran. Tetapi permasalahan baru pun muncul, bagaimana caranya saya mengenalkan aplikasi dan teknologi ini kepada banyak kalangan? Masalah tersebut yang saat ini menjadi penghalang bagi perkembangan saya saat ini, dan juga masalah yang sama kepada tim saya yang telah berhasil memenangkan lomba aplikasi tetapi tidak ada pihak yang bisa membantu membimbing mengenalkannya. Saat ini saya hanya terpikirkan untuk menyebarkan saja dengan cara mengenalkan melalui sosial media, melalui lomba-lomba yang diikuti, dan melalui Startup saya saat ini. Mungkin saat Skripsi nanti saya ingin membuat hal yang dapat membantu banyak orang. Saat ini saya sudah terpikirkan beberapa ide diantaranya mengembangkan sebuah Sosial Media, Virtual Reality yang tentu saja berbeda dengan teknologi yang berbeda dengan yang sudah ada, dan pembuatan Library Dependencies yang bisa bermanfaat bagi pengguna Android Studio. Hanya saja keterbatasan IPK yang mungkin bisa menghalangi niat saya saat ini, walaupun IPK saya diatas 3.00, tetapi masih belum mencukupi syarat untuk skripsi yaitu 3.25.
                      Pesan saya bagi siapa saja yang membaca artikel ini, baik melalui media digital maupun non-digital. Pertama, jangan melihat orang dari luarnya saja, maksudnya awalnya saya mengira saya sedang sial mendapat Dosen pembimbing ternyata saya bersyukur setelahnya karena penulisan saya ternyata dihargai oleh dosen penguji saat sidang, teman saya yang lain 3 eksemplar penulisan dikembalikan sedangkan dosen penguji yang menguji saya saat itu malah meminta 2 eksemplar untuk mereka. Kedua, jangan meremehkan hal kecil. Terbukti dari ide pertama saya yang ditolak oleh dosen pembimbing saya karena terlalu meremehkan Penulisan Ilmiah. Semoga artikel ini bermanfaat bagi banyak orang atau menjadi penyemangat bagi teman-teman yang Penulisan Ilmiahnya belum selesai, Terima Kasih.  

    [PBI] Tugas 1 - Pengalaman Pribadi Mengenai Penulisan Ilmiah

    0

  • Di artikel ini, saya mencoba mengambil materi langsung dari pengalaman yang saya alami dalam sebuah Startup tempat dimana saya bekerja. Saya berpikir bahwa apa yang saya alami tersebut dapat dikategorikan kedalam bisnis TIK. Lalu, apakah bisnis, TIK, dan bisnis TIK?


                Menurut Wikipedia Indonesia Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
                Lalu, menurut Wikipedia Indonesia TIK adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
                Dari kedua penjelasan tadi, bagaimana jika Bisnis dan TIK dikembangkan dengan cara mengkombinasikan keduanya? Maka jadilah Bisnis TIK, bisa dibilang bisnis TIK adalah suatu kegiatan menjual barang atau jasa dengan menggunakan teknologi komputer sebagai alat bantu atau sebagai barang yang dijualnya. Pada saat ini, bisnis TIK banyak digunakan oleh berbagai kalangan. Mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa, hingga pekerja. Jenis pekerjaannya pun beragam, ada yang hanya memanfaatkan teknologi untuk membantu bisnisnya, ada pula yang memang terjun langsung menjual jasa atau peralatan yang berhubungan dengan teknologi.
                Beberapa contoh dari penerapan Bisnis TIK adalah e-commerce, IT consultant, dan software house. Seperti yang kita semua tahu, e-commerce saat ini berkembang sangat pesat di Indonesia, banyak market place baru yang berkembang di Indonesia seperti Lazada, Buka Lapak, Toko Pedia, Blibli, dan lainnya. Banyak perusahaan Startup yang berlomba-lomba mempromosikan market place-nya, banyak pula kalangan UMKM yang mencoba caranya sendiri mempromosikan barangnya. Misalnya menggunakan sosial media berupa instagram, facebook, twitter. IT consultant adalah tim konsultan yang biasanya bertugas sebagai analis dalam sebuah perusahaan. Software house, salah satu model bisnis TIK yang saat ini saya pun berada di dalamnya.
                Software house tempat dimana saya berada adalah sebuah Startup yang bergerak dibidang jasa dengan visinya untuk membantu UMKM yang ada di Indonesia. Software house ini mengeluarkan beberapa inovasi, kami biasa menyebutnya project internal dan project eksternal. Untuk project internal, disini kami ingin memajukan UMKM yang ada di Indonesia agar lebih mengenal teknologi dengan cara menjalin kerjasama dengan beberapa organisasi yang ada di Indonesia, lalu kami meluncurkan produk yaitu UMKM.waperr dan rumahVR.waperr. Untuk produk UMKM.waperr adalah sebuah produk dimana terdapat sebuah CMS yang dapat digunkanan oleh kalangan UMKM dalam membuat sebuah website bagi mereka. Admin pada CMS itu sendiri kami mempekerjakan anak-anak yang putus sekolah sehingga mereka bisa tetap mengejar mimpi mereka walaupun putus sekolah. Keunggulan dari produk CMS pada UMKM.waperr adalah harga yang relatif lebih murah untuk sebuah website sehingga terjangkau untuk kalangan UMKM. Sedangkan untuk RumahVR.waperr adalah produk internal dari kami untuk membuat simulasi maket perumahan secara virtual.
                Disamping project internal, terdapat project eksternal yang cakupannya lebih luas dari project internal tadi. Pada project eksternal ini terdapat beberapa produk yang dihasilkan yaitu produk berupa website, Android, dan Virtual Reality. Dari pengalaman yang saya alami, project eksternal ini biasanya menyasar kalangan menengah keatas seperti perusahaan yang baru lahir, maupun BUMD dan BUMN. Tentu saja jasa yang kami berikan berbeda dengan project internal yang menyasar kalangan UMKM, pada project eksternal ini biasanya kami menerapkan sistem yang sedikit berbeda. Biasanya ada pertemuan yang dilakukan antara pihak kami dan pihak klien, pertemuan tersebut membahasa mengenai keinginan dari pihak klien dan disini kami mencoba memberikan beberapa mockup yang kami buat agar pihak klien merasa puas. Setelah itu kami memberikan tagihan kepada pihak klien disertai beberapa MoU untuk disepakati. Maka proses pengerjain pun berlangsung dan pihak klien dapat melihat progresnya melalui website kami. Setelah selesai, klien harus membayar kewajiban mereka kepada kami barulah kami memberikan hasilnya kepada klien. Biasanya kami memberikan fasilitas kepada klien unuk perawatan dan perpanjangan dari apa yang sudah kami kerjakan sehingga klien tersebut merasa puas dan terus menggunakan jasa kami.
                Menurut saya pribadi, permasalahan bagi Startup yang baru berdiri adalah kepercayaan dari klien. Kepercayaan tersebut sulit didapat sehingga biasanya masih banyak klien yang tidak menggunakan jasa Startup yang baru berdiri. Sedangkan pada Startup ini terdapat keseriusan dalam setiap karyawannya untuk memenuhi kepuasa klien. Dari hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa di Indonesia sendiri sebenarnya banyak dan cukup berkembang Startup baru yang bergerak dibidang jasa seperti software house tetapi banyak yang tidak berkembang karena klien cenderung memilih software house yang sudah terkenal. Hal tersebut berkebalikan jika kita melihat secara global dimana banyak website tempat berkumpulnya programmer diseluruh dunia mencari pekerjaan, biasanya klien lebih memilih jasa yang sesuai dengan kebutuhan yang diminta klien bukan pada seberapa terkenalnya software house atau programmer itu sendiri. Dan menurut saya pribadi, dunia bisnis TIK baik di Indonesia maupun secara Internasional pasti akan mengalami kemajuan yang pesat seiring perkembangan teknologi yang selalu bergerak maju.



    Sumber :
    1. Pengalaman Pribadi
    2. Analisis dari pengalaman dan kondisi saat ini
    3. https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informasi_Komunikasi 
    4. https://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
    5. http://imronabdulilyas.blogspot.com (Sumber Gambar) 

    [PBI] Tugas 1 - Bisnis, TIK, dan Kaitannya dengan Bisnis TIK

    0
  • Back to top!

    - Copyright Limited © 2010-2013 Some Rights Reserved - FYP-Kun Online! v4 - Didukung oleh Blogger - Didesain oleh Johanes Djogan - Disunting oleh Cmon Frozen -