Archive for April 2014

  • Di maluku terdapat kesenian Bambu Gila
    Permainan ini melibatkan kekuatan supranatural untuk menjalankannya, walaupun tidak diperlukan ritual tertentu. Sebatang bambu dipegang oleh beberapa orang, lalu oleh seorang dukun bambu ini diberi mantera. Lama-kelamaan bambu ini terasa berat hingga orang-orang yang memegangnya berjatuhan ke tanah. Tarian ini juga dikenal dengan nama Buluh Gila atau Bara Suwen. Pertunjukan ini bisa ditemui di dua desa yaitu Desa Liang, kecamatan Salahatu, dan Desa Mamala, kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Di maluku ini dapat dijumpai banyak kesenian dan budaya bernuansa mistis. Untuk memulai pertunjukan ini seorang pawang harus membakar kemenyan di dalam tempurung kelapa sambil membaca mantra dalam ‘bahasa tanah.' Bahasa tanah merupakan bahasa dari salah satu bahasa tradisional Maluku. Lalu asap kemenyan dihembuskan pada batang bambu yang akan digunakan. Jika menggunakan jahe maka jahe harus dikunyah oleh pawang sambil membacakan mantra dan disemburkan ke bambu. Fungsi kemenyan atau jahe ini untuk memanggil roh para leluhur sehingga memberikan kekuatan mistis kepada bambu tersebut lalu bambu tersebut akan membuat bambu seakan-akan bergerak dan menggila. saat itulah sang pawang dapat menggendalikan bambub sesuai keinginannya. Biasanya saat atraksi ini sangat terasa aura mistis tetapi saat itu yang sangat terasa adalah hawa mistis dari bambu bukan dari gerakan para pemainnya. Permainan akan dimulai ketika pawang berkata "gila gila gila" saat itu bambu akan mulai bergerak seakan ada yang mengendalikannya. Pada saat tujuh pria yangmemegang bambu mulai merasakan guncangan bambu gila, alunan musik pun mengiringi permainan ini dengan alat musik tradisional. Bambu yang digunakan merupakan bambu lokal. Namun, proses memilih dan memotong bambu tidak sembarangan, karena dibutuhkan perlakuan khusus. Pawang terlebih dahulu meminta izin dari roh yang menghuni hutan bambu tersebut. Bambu kemudian dipotong dengan melakukan adat tradisional. Bambu dibersihkan dan dicuci dengan minyak kelapa kemudian dihiasi dengan kain pada setiap ujungnya. Untuk menghentikan permainan, bambu harus diberi makan dengan api. Tradisi tari bambu gila  sudah lama ada  dimulai sejak sebelum masa Islam dan Kristen masuk ke kepulauan ini. Saat ini tari berbau mistis ini hanya dipentaskan di beberapa desa kecil. Dibandingkan dengan kesian di daerah jawa barat, di jawa barat, sunda, disana banyak kesenian yang menggunakan bambu. Walaupun menggunakan bambu, tetapi sangat jarang unsur yang menggunakan mistik seperti di maluku, di sunda lebih mengarah pada alat musik, cobtohnya angklung. 



    Angklung mulai di kenal oleh masyarakat luas keita pada zaman kerajaan Sunda. Dulunya berfungsi sebagai penggugah semangat pada waktu peperangan. Hal ini terus berlanjut hingga jaman penjajahan yang di alami bangsa indonesia ini. Alunan musik di dalamnya sebagian besar terinspirasi dari Nyai.Sri Pohaci ( dewi padi ) atau sering disebut Dewi Pemberi Kehidupan. Karena mitos yang berkembang pada masyarakat dulu kemudian para seniman menciptakan semacam syair dan lagu sebagai penghormatan kepada Nyai Sri Pohaci lewat kesenian angklung ini. Pada saat kemunculan, sebenarnya Angklung dianggap sebagai alat musik yang sakral karena kehadirannya untuk mengiringi Mantera - mantera yang di alunkan saat ritual tertentu. Hal ini berubah sejak tahun 1938, Daeng Soetigna menciptakan angklung yang di dasari oleh suara Diatonik. Sejak saat itu Angklung menjadi lebih dekat kepada bidang seni daripada.bidang mistis dan klenik. Lambat laun Angklung pun dikenal ke seluruh penjuru dunia. Pengakuan tentang keberadaan alat musik Angklung pertama kali diakui oleh seorang musikus besar asal australia yaitu Igor Hmel Nitsky pada tahun1955. Angklung pun semakin.berkembang hingga saat ini. Tercatat sebuah rekor dunia bermain angklung pernah diciptakan di Beijing, China melalui acara yang diselenggarakan oleh KBRI dengan melibatkan 5.393 peserta di Stadion Buruh Beijing.

    Pada dasarnya kita tidak boleh membeda-bedakan budaya yang ada di indonesia. Dan kita harus melestarikan karya seni dan budaya adat istiadat dari negara kita sendiri walaupun kita tidak berasal dari suku yang sama. Budaya di Indonesia saling terikat, walaupun sama-sama karya seni dan adat dari Bambu tetapi berbeda dalam sukunya, karena itu semboyan kita adalah bhineka tunggal ika, berbeda-beda tetapi tetap satu.

    Sumber tulisan disadur dari beberapa artikel dan berita,
    http://id.wikipedia.org/wiki/Bambu_Gila
    http://www.triptrus.com/news/mistisnya-permainan-bambu-gila
    http://travel.detik.com/read/2013/09/26/104443/2369818/1519/aura-mistis-di-balik-permainan-bambu-gila
    http://garudabangkit.blogspot.com/2011/06/sejarah-angklung-sebagai-bagian-dari.html
    Gambar merupakan hak cipta dari penulis aslinya.

    [Ilmu Budaya Dasar] Tugas 2 - Adat Kebudayaan Maluku dan Sunda

    1
  • Back to top!

    - Copyright Limited © 2010-2013 Some Rights Reserved - FYP-Kun Online! v4 - Didukung oleh Blogger - Didesain oleh Johanes Djogan - Disunting oleh Cmon Frozen -