Showing posts with label Ilmu Budaya Dasar. Show all posts
![]() |
JR205 HaE 15 (Rangkaian 10 Kereta)- Juanda |
Seperti yang kita tahu, sejak tanggal 1 Juni 2014 kemarin telah diberlakukan Jadwal Commuter Line baru atau bisa disebut GAPEKA 2014, Apa perbedaannya? Pada jadwal tersebut terdapat penambahan perjalanan kereta terutama untuk lintas barat atau untuk jurusan Bekasi, Hasilnya memang agak terasa untuk linta barat tesebut karena perjalanan makin banyak tetepi hingga saat ini hasilnya di lapangan nihil. Kereta lebih sering terlambat bahkan masih sering terjadi antrian kereta.
Kenapa diberlakukan GAPEKA 2014? Menurut saya sendiri itu pihak KCJ bertindak cepat sejak insiden "Blokade Rel" yang terjadi di stasiun Bekasi beberapa bulan lalu terjadi. Bahkan, Kereta nomor 1 se-Indonesia dipaksa mengalah dengan kereta Commuterline yang notabene harga tiket hanya berkisar 2000 - 9000 rupiah saja. Untuk itu di jam-jam "Peak Hour" seperti berangkat kerja atau pulang kerja Perjalan kereta ditambah, Pihak CJ sendiri mengabulkan harapan para roker tetapi harapan tersebut seakan dibuat main-main oleh pihak KCJ sendiri, ibarat anak muda bilang itu PHP.
Sebenarnya Kereta sendiri adalah alat transportasi dimana bisa digunakan untuk memindahkan banyak orang dengan nyaman, cepat dan tepat waktu. Sepertinya hal tersebut tidak berlaku di Indonesia kita tercinta ini, prasaran yang kurang walaupun dengan mendatangkan armada baru yang tentunya dengan teknologi lebih canggih (Walaupun barang seken dari jepang) rasanya seperti angin lalu jika tidak dibarengi oleh prasarana yang kuat juga. Menurut saya pribadi, saat ini Kereta Commuter di Indonesia malah hampir mirip dengan banner berjalan karena banyak iklan bertebaran di kereta. Penumpang pun kereta pun lebih mencerminkan kita belum siap untuk menggunakan teknologi yang canggih, kenapa? Banyak penumpang "manja" yang duduk di lantai kereta jika tidak mendapatkan duduk, itu salah satu contohnya. Setidaknya saat ini sudah tidak ada kereta ekonomi yang sangat tidak manusiawi.
Mungkin dengan terpilihnya presiden yang baru nanti, saya sendiri berharap kepada pemimpin kita kelak untuk memperhatikan kereta dengan seksama. Saya juga berharap agar kecelakaan kereta tidak terjadi kembali karena saya sendiri pernah mengalami kecelakaan saat dikereta dan juga menyaksikan dengan mata sendiri.
![]() |
Tragedi Bintaro II antara KRL eks Tokyo Metro 7121F dengan truk tangki pertamina |
SUMBER
Sumber tulisan ditulis berdasarkan keseharian penulis yang merupakan seorang commuter / roker sejak sekolah dasar hingga kuliah saat ini.
Gambar 1 : JR-205 HaE 15 memasuki St. Juanda - http://beritakereta.wordpress.com/2014/03/06/pt-kcj-mulai-operasikan-krl-panjang-10-gerbong-seri-jr-205/
Gambar 2 : Tragedi Bintaro II - Tokyo Metro 7121F Terbakar - http://bisnis.com/quick-news/read/20131219/79/193274/balai-latihan-kai-abadikan-nama-3-awak-ka-korban-tragedi-bintaro
[Ilmu Budaya Dasar] Tugas 3 - Harapan para 'Commuter' / Roker
1Di maluku terdapat kesenian Bambu Gila |
Permainan ini melibatkan kekuatan
supranatural untuk menjalankannya, walaupun tidak diperlukan ritual tertentu. Sebatang
bambu dipegang oleh beberapa orang, lalu oleh seorang dukun bambu ini diberi
mantera. Lama-kelamaan bambu ini terasa berat hingga orang-orang yang memegangnya
berjatuhan ke tanah. Tarian ini juga dikenal dengan nama Buluh Gila atau Bara
Suwen. Pertunjukan ini bisa ditemui di dua desa yaitu Desa Liang, kecamatan
Salahatu, dan Desa Mamala, kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Di maluku
ini dapat dijumpai banyak kesenian dan budaya bernuansa mistis. Untuk memulai
pertunjukan ini seorang pawang harus membakar kemenyan di dalam tempurung
kelapa sambil membaca mantra dalam ‘bahasa tanah.' Bahasa tanah merupakan
bahasa dari salah satu bahasa tradisional Maluku. Lalu asap kemenyan
dihembuskan pada batang bambu yang akan digunakan. Jika menggunakan jahe maka
jahe harus dikunyah oleh pawang sambil membacakan mantra dan disemburkan ke
bambu. Fungsi kemenyan atau jahe ini untuk memanggil roh para leluhur sehingga
memberikan kekuatan mistis kepada bambu tersebut lalu bambu tersebut akan
membuat bambu seakan-akan bergerak dan menggila. saat itulah sang pawang dapat
menggendalikan bambub sesuai keinginannya. Biasanya saat atraksi ini sangat
terasa aura mistis tetapi saat itu yang sangat terasa adalah hawa mistis dari
bambu bukan dari gerakan para pemainnya. Permainan akan dimulai ketika pawang
berkata "gila gila gila" saat itu bambu akan mulai bergerak seakan
ada yang mengendalikannya. Pada saat tujuh pria yangmemegang bambu mulai
merasakan guncangan bambu gila, alunan musik pun mengiringi permainan ini
dengan alat musik tradisional. Bambu yang digunakan merupakan bambu lokal.
Namun, proses memilih dan memotong bambu tidak sembarangan, karena dibutuhkan
perlakuan khusus. Pawang terlebih dahulu meminta izin dari roh yang menghuni
hutan bambu tersebut. Bambu kemudian dipotong dengan melakukan adat
tradisional. Bambu dibersihkan dan dicuci dengan minyak kelapa kemudian dihiasi
dengan kain pada setiap ujungnya. Untuk menghentikan permainan, bambu harus
diberi makan dengan api. Tradisi tari bambu gila sudah lama ada dimulai sejak sebelum masa Islam dan Kristen
masuk ke kepulauan ini. Saat ini tari berbau mistis ini hanya dipentaskan di
beberapa desa kecil. Dibandingkan dengan kesian di daerah jawa barat, di jawa
barat, sunda, disana banyak kesenian yang menggunakan bambu. Walaupun
menggunakan bambu, tetapi sangat jarang unsur yang menggunakan mistik seperti
di maluku, di sunda lebih mengarah pada alat musik, cobtohnya angklung.
Angklung mulai di kenal oleh masyarakat luas keita pada zaman kerajaan Sunda. Dulunya berfungsi sebagai penggugah semangat pada waktu peperangan. Hal ini terus berlanjut hingga jaman penjajahan yang di alami bangsa indonesia ini. Alunan musik di dalamnya sebagian besar terinspirasi dari Nyai.Sri Pohaci ( dewi padi ) atau sering disebut Dewi Pemberi Kehidupan. Karena mitos yang berkembang pada masyarakat dulu kemudian para seniman menciptakan semacam syair dan lagu sebagai penghormatan kepada Nyai Sri Pohaci lewat kesenian angklung ini. Pada saat kemunculan, sebenarnya Angklung dianggap sebagai alat musik yang sakral karena kehadirannya untuk mengiringi Mantera - mantera yang di alunkan saat ritual tertentu. Hal ini berubah sejak tahun 1938, Daeng Soetigna menciptakan angklung yang di dasari oleh suara Diatonik. Sejak saat itu Angklung menjadi lebih dekat kepada bidang seni daripada.bidang mistis dan klenik. Lambat laun Angklung pun dikenal ke seluruh penjuru dunia. Pengakuan tentang keberadaan alat musik Angklung pertama kali diakui oleh seorang musikus besar asal australia yaitu Igor Hmel Nitsky pada tahun1955. Angklung pun semakin.berkembang hingga saat ini. Tercatat sebuah rekor dunia bermain angklung pernah diciptakan di Beijing, China melalui acara yang diselenggarakan oleh KBRI dengan melibatkan 5.393 peserta di Stadion Buruh Beijing.
Pada dasarnya kita tidak boleh membeda-bedakan budaya yang ada di indonesia. Dan kita harus melestarikan karya seni dan budaya adat istiadat dari negara kita sendiri walaupun kita tidak berasal dari suku yang sama. Budaya di Indonesia saling terikat, walaupun sama-sama karya seni dan adat dari Bambu tetapi berbeda dalam sukunya, karena itu semboyan kita adalah bhineka tunggal ika, berbeda-beda tetapi tetap satu.
Sumber tulisan disadur dari beberapa artikel dan berita,
http://id.wikipedia.org/wiki/Bambu_Gila
http://www.triptrus.com/news/mistisnya-permainan-bambu-gila
http://travel.detik.com/read/2013/09/26/104443/2369818/1519/aura-mistis-di-balik-permainan-bambu-gila
http://garudabangkit.blogspot.com/2011/06/sejarah-angklung-sebagai-bagian-dari.html
Gambar merupakan hak cipta dari penulis aslinya.
[Ilmu Budaya Dasar] Tugas 2 - Adat Kebudayaan Maluku dan Sunda
1
4
orang remaja yang mempunyai sebuah masalah yang sama yaitu dituntut untuk
menjadi seperti orang lain, tidak diberi hak dan kebebasan untuk memilih tujuan
hidupnya sendiri. Mereka harus menurut dan dipaksa untuk menuruti keinginan
orang tuanya sehingga mereka merasa bahwa hidup ya menghbiskan waktu hanya
untuk menjadi orang lain bukan menjadi diri sendiri. Hal tersebut membuat
mereka harus mengejar bayang-bayang orang lain. Sangat berat bagi mereka untuk
hidup karena paksaan dan tekanan untuk terus hidup menjadi orang yang tidak
mereka inginkan. Terlebih lagi mereka harus memilih antara keinginan orang tua
dan keinginan dirinya sendiri. Hidup mereka bagai bunga matahari yang selalu
mengikuti kemana pun arah datangnya sinar matahari, dan sadar akan selalu
mengikuti matahari dan tidak akan pernah bisa lepas. Mereka tidak sadar pada
kelebihannya sendiri hingga pada akhirnya mereka memiliki keberanian untuk
menolak kehendak orang lain dan sukses dengan cara mereka sendiri.
Tokoh
utama dalam novel
Sophie
Sophie
anak dari Renata Adhyaswara, seorang penulis terkenal. Sophie adalah anak yang
sopan santun, pemberani, tidak melawan orang tua, dan juga baik hati.
Sophie
harus menuruti keinginan ibunya, Renata Adhyaswara, seorang penulis terkenal
yang telah menghasilkan ratusan novel dan memenangi banyak penghargaan.
Sedangkan Sophie ingin sekali menjadi fotografer, dan hasil bidikannya pun
menarik untuk dilihat. Namun, Sophie dituntut oleh ibunya untuk menghasilkan
karya tulis yang sama baiknya dengan
ibunya yang merupakan seorang penulis terkenal, sehingga membuat hidupnya dalam
bayang-bayang ibunya, Renata Adhyaswara.